PPKMB DAY 1 ELY YULIA SARI 2513052015


TUGAS RESUME MATERI PKKMB HARI PERTAMA




Resume Materi “Pengembangan Karakter Mahasiswa” – PKKMB Day 1 Universitas Lampung
Pemateri: Irjen. Pol. Helmy Santika, S.H., S.I.K., M.Si. (Kapolda Lampung)

Pada hari pertama PKKMB Universitas Lampung, Irjen. Pol. Helmy Santika menyampaikan materi mengenai Pengembangan Karakter Mahasiswa. Dalam paparannya, beliau mengawali dengan membahas situasi perkembangan zaman yang kini memasuki era Society 5.0. Era ini menempatkan teknologi sebagai pusat kehidupan, di mana kecerdasan buatan, robot, dan sistem digital saling terhubung untuk memudahkan aktivitas manusia. Namun, kemajuan teknologi juga membawa tantangan tersendiri. Karena itu, beliau menegaskan pentingnya pendidikan karakter, moral, dan keteladanan sebagai bekal utama agar mahasiswa tidak terjebak pada dampak negatif perkembangan teknologi.

Beliau menjelaskan bahwa menuju cita-cita Indonesia Emas, generasi muda harus memiliki kesiapan mental, pengetahuan yang luas, serta kemampuan beradaptasi dengan cepat. Tantangan di masa depan tidak hanya berkaitan dengan persaingan global, tetapi juga ancaman yang muncul akibat teknologi itu sendiri. Contohnya, penggunaan robot atau kecerdasan buatan yang menggantikan interaksi manusia sejak usia dini, sehingga anak-anak kehilangan momen kebersamaan dengan orang tua. Hal ini menjadi peringatan bahwa perkembangan teknologi harus diimbangi dengan nilai kemanusiaan.

Kapolda Lampung juga memaparkan potensi kejahatan di masa depan yang dapat terjadi di berbagai sektor, seperti kesehatan, kloning, komputer, hiburan, perkotaan, pendidikan, energi, makanan, hingga dunia kerja. Salah satu yang sedang menjadi sorotan adalah pelanggaran royalti di tempat hiburan. Dengan memberikan gambaran ini, beliau ingin mahasiswa lebih peka, waspada, dan memahami bahwa perkembangan zaman membawa risiko baru yang harus diantisipasi.

Dalam penyampaian motivasi, beliau mengingatkan bahwa hidup adalah pilihan. Mahasiswa perlu menentukan jalan yang ingin ditempuh, apakah ingin berada di jalur yang membawa kebaikan atau sebaliknya. Pesan ini diibaratkan dengan perbedaan konsekuensi yang diajarkan agama, seperti surga dan neraka, sebagai pengingat untuk selalu memilih jalan yang benar. Pilihan yang kita ambil hari ini akan menentukan masa depan kita.

Materi kemudian dilanjutkan dengan pembahasan tipe-tipe mahasiswa yang sering ditemui di lingkungan kampus. Ada mahasiswa “red flag” yang perilakunya perlu dihindari, mahasiswa kura-kura (kuliah-rapat), mahasiswa kunang-kunang (aktif saat ada acara tertentu saja), mahasiswa kupu-kupu (kuliah-pulang), hingga mahasiswa rajin yang aktif dan konsisten dalam berbagai kegiatan positif. Beliau mengajak seluruh mahasiswa baru untuk merenung dan memilih tipe mahasiswa seperti apa yang ingin mereka jalani, dengan harapan mampu menjadi pribadi yang produktif, berprestasi, dan bermanfaat.

Selain itu, beliau juga menyampaikan manfaat kuliah sambil bekerja bagi mahasiswa. Aktivitas ini dapat memperluas peluang sukses, menambah wawasan, memperluas jaringan (networking), melatih manajemen waktu, menentukan skala prioritas, mengasah kesabaran serta pengendalian emosi, dan membentuk jiwa kepemimpinan (leadership). Semua manfaat tersebut menjadi bekal berharga untuk menghadapi dunia kerja dan tantangan hidup setelah lulus.

Di akhir materi, Kapolda Lampung menegaskan kembali pentingnya memahami Tri Dharma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Mahasiswa tidak hanya berperan sebagai penerima ilmu, tetapi juga sebagai agen perubahan yang memberikan kontribusi nyata bagi lingkungan sekitarnya. Beliau juga mengingatkan bahwa kehidupan kampus penuh dinamika, baik dalam kegiatan akademik maupun kegiatan lapangan. Contohnya, dalam hal penyampaian pendapat di muka umum seperti unjuk rasa, mimbar bebas, atau aksi damai. Beliau menjelaskan bahwa bentuk penyampaian pendapat bisa berupa demonstrasi, pawai, pembagian selebaran, dan pemasangan pamflet, namun semua itu harus dilakukan secara tertib, sesuai aturan, dan menghindari tindakan anarkis.

Sebagai penutup, Kapolda Lampung memberikan pesan agar mahasiswa baru memanfaatkan masa kuliah sebaik-baiknya untuk mengembangkan diri, baik secara akademik maupun non-akademik. Mahasiswa diharapkan menjadi generasi yang berkarakter, cerdas, dan memiliki kepedulian sosial, sehingga kelak mampu menjadi bagian dari pencapaian Indonesia Emas.

Resume Materi: “Perguruan Tinggi di Era Digital & Revolusi Industri”
Pemateri: Prof. Dr. Eng. Suripto Dwi Yuwono, S.Si., M.T. – Wakil Rektor I Bidang Akademik Universitas Lampung

Prof. Suripto membuka sesi dengan semangat, memimpin yel-yel PKKMB 2025 dan membagikan kisah pribadinya sebagai “anak kampung yang bisa kuliah”, mengingatkan mahasiswa baru untuk bersyukur dan menjadikan keberhasilan sebagai teman tanggung jawab, bukan hanya kebanggaan. Beliau lalu menggambarkan Universitas Lampung secara menyeluruh—sejarah, visi, hingga transformasi budaya akademik—menekankan bahwa adaptasi sistem pembelajaran modern adalah kunci agar perkuliahan bisa berjalan efektif di era digital ini.

Sebagai Wakil Rektor I, beliau turut memaparkan struktur pimpinan universitas saat ini. Rektor Unila adalah Prof. Dr. Ir. Lusmeilia Afriani, D.E.A., I.P.M., ASEAN Eng.; sementara empat Wakil Rektor periode 2023–2027 adalah: Dr. Eng. Suripto Dwi Yuwono, S.Si., M.T. (Bidang Akademik) Rudy, S.H., LL.M., LL.D. (Bidang Umum & Keuangan) Prof Sunyono, M.Si. (Bidang Kemahasiswaan & Alumni) Dr. Ayi Ahadiat, S.E., MBA. (Bidang Perencanaan, Kerjasama & TIK).

Beliau menegaskan bahwa visi UNILA untuk menjadi universitas bereputasi internasional tidak akan tercapai tanpa kolaborasi erat antara mahasiswa, staf administrasi, dan dosen. “Mahasiswa hebat tapi jika administrasi tidak mendukung, cita-cita universitas tidak akan mencapai puncak gemilang yang diimpikan.”

Selanjutnya, beliau memaparkan sistem Information System of Quality Assurance (ISQA) sebagai tolok ukur akreditasi program studi: proses evaluasi akreditasi melibatkan dosen, mahasiswa, alumni, dan pemangku kepentingan lainnya. UNILA telah berprestasi dengan banyak program studi yang meraih akreditasi Unggul, A, dan Baik, bahkan beberapa dengan standar internasional.

Beliau menjelaskan bahwa demi memperkuat akreditasi internasional, UNILA terus mendorong keterlibatan mahasiswa asing dan menjalin hubungan dengan lembaga seperti AACSB, EFMD GLOBAL, AUN-BE, ASEAN University Network (AUN-QA). Dari aspek program studi, Prof. Suripto menginformasikan bahwa saat ini 38 prodi UNILA mendapat akreditasi Unggul, 12 prodi A (Sangat Baik), dan sejumlah prodi baru dengan akreditasi Baik. Untuk detail tiap prodi, mahasiswa dapat mengecek melalui situs resmi UNILA. Beliau juga menyebut contoh sertifikat akreditasi sebagai ilustrasi konkret pencapaian kualitas lembaga.

Beliau memperkenalkan jargon anyar kampus, “Be Strong” — yang dirumuskan sebagai simbol kebangkitan institusi pasca tantangan internal dan skandal — berisi nilai-nilai penting:
B: Business, finance, investment, assets
E: Empowerment of human resources
S: Services for community
T: Teaching
R: Research
O: Organizational partnership
N: Network infrastructure
G: Governance, risk management & compliance Universitas Lampung

Dalam konteks kolaborasi internasional, beliau menekankan bahwa UNILA aktif menjajaki peluang dengan berbagai lembaga global dan bahkan pernah mengirim hampir 100 mahasiswa ke luar negeri meski tahun ini belum optimal karena pertimbangan efisiensi.

Beliau juga memaparkan fasilitas institusi yang mendukung mahasiswa, seperti perpustakaan modern, laboratorium yang terintegrasi dengan innovation center, fasilitas olahraga, hingga asrama mahasiswa. Tak hanya itu, beliau menyampaikan rencana pembangunan Rumah Sakit Pendidikan dan Fasilitas Penelitian Terpadu (Teaching Hospital & Research Center) untuk memperkuat layanan akademik dan kesehatan, sekaligus mendukung pengabdian masyarakat.

Sebagai penutup, beliau menyampaikan pesan agar mahasiswa memanfaatkan seluruh kemudahan di kampus, fasilitas, program internasional, dan ikon “Be Strong” sebagai pijakan untuk tumbuh menjadi generasi yang berwawasan global, berkarakter kuat, dan siap menghadapi tantangan di era transformasi digital dan revolusi industri.

Resume Materi “Transformasi Bandar Lampung Menuju Kota Metropolitan” – PKKMB Day 1 Universitas Lampung
Pemateri: Bapak Paryanto, S.IP (Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Bandar Lampung)
Mewakili Wali Kota Bandar Lampung, Hj. Eva Dwiana

Pada kesempatan ini, Bapak Paryanto hadir mewakili Wali Kota Bandar Lampung, Hj. Eva Dwiana, untuk menyampaikan materi bertema “Transformasi Bandar Lampung Menuju Kota Metropolitan.”

Bunda Eva mengawali sambutannya dengan ucapan selamat kepada para mahasiswa baru Universitas Lampung yang berhasil lolos dan memulai perjalanan akademiknya. Beliau menegaskan bahwa PKKMB merupakan forum penting untuk membekali mahasiswa dengan pemahaman mendalam mengenai kehidupan kampus, dunia akademik, dan nilai-nilai kebangsaan. Selain menjadi ajang pengenalan, PKKMB diharapkan bebas dari perploncoan dan justru menjadi wadah positif bagi pembentukan karakter mahasiswa.

Dalam pesan yang disampaikan, Bunda Eva mengajak mahasiswa menjadikan PKKMB sebagai sarana untuk memahami kondisi kampus sebagai lingkungan akademis, meningkatkan pengetahuan baru, serta memanfaatkan fasilitas akademik secara maksimal. Selain itu, kegiatan ini diharapkan mampu menanamkan wawasan kebangsaan, membangun pola pikir kritis, dan mempersiapkan mahasiswa agar dapat belajar dengan baik di Universitas Lampung sambil tetap mematuhi norma-norma kampus. Pemahaman ini menjadi bekal penting bagi mahasiswa untuk berkompetisi secara sehat sekaligus menjauhkan diri dari pengaruh negatif.

Bunda Eva juga menekankan bahwa mahasiswa memiliki peran strategis sebagai jembatan antara pemerintah dan masyarakat. Mahasiswa diharapkan dapat menjadi penyampai aspirasi masyarakat, terlibat aktif dalam kegiatan seperti magang, dan memberikan solusi atas permasalahan yang ada, bukan justru menjadi bagian dari masalah.

Kolaborasi yang baik antara mahasiswa dan civitas akademika diyakini akan mempercepat terwujudnya visi menjadikan Bandar Lampung sebagai kota metropolitan yang maju, modern, dan menjadi kebanggaan bersama.

Sebagai penutup, Bunda Eva berpesan agar mahasiswa senantiasa menjaga nama baik almamater dan kota Bandar Lampung. Mahasiswa diharapkan mampu meraih prestasi, menjaga integritas, dan berperan aktif di lingkungan sosial. Dengan semangat dan kontribusi nyata, generasi muda diharapkan mampu menjadi motor penggerak perubahan menuju masyarakat yang inklusif, berdaya saing, dan berkelanjutan.

Resume Materi “Kehidupan Berbangsa, Bernegara, Jati Diri Bangsa, dan Pembinaan Kesadaran Bela Negara”
Pemateri: Brigjen TNI Haryantana, S.H. (Komandan Korem 043/Gatam)

Pada sesi ini, Brigjen TNI Haryantana membuka materi dengan pengenalan empat pilar kebangsaan, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika. Beliau menekankan bahwa memahami dan mengamalkan nilai-nilai dari keempat pilar ini merupakan kunci menjaga persatuan dan keutuhan bangsa.

Melalui cerita tentang kondisi bangsa, beliau mengingatkan bahwa Indonesia adalah negara yang sangat kaya akan sumber daya dan keberagaman, memiliki lebih dari 17.000 pulau (7.870 di antaranya telah memiliki nama). Kekayaan ini harus disertai dengan wawasan kebangsaan yang kuat, yang meliputi pemahaman terhadap kondisi internal, nasional, dan regional negara.

Beliau kemudian menguraikan situasi terkini, di mana bangsa Indonesia menghadapi berbagai tantangan, mulai dari penangkapan terduga pelaku kejahatan, situasi politik pasca-pilkada yang berjalan kondusif, hingga isu ketahanan pangan yang dipengaruhi kebijakan internasional seperti kebijakan Donald Trump. Dalam hal penanganan bencana alam, beliau menekankan pentingnya koordinasi lintas pihak dan kerja sama seluruh elemen masyarakat, yang terbukti mampu mengatasi berbagai bencana di Indonesia.

Materi dilanjutkan dengan pembahasan ancaman terhadap generasi muda, salah satunya adalah bahaya narkoba. Pemerintah menegaskan larangan keras terhadap narkoba karena dampak destruktifnya yang dapat merusak masa depan bangsa. Brigjen TNI Haryantana mengingatkan mahasiswa untuk tidak terjerumus dalam penyalahgunaan narkoba, mengingat mereka adalah kebanggaan orang tua, sekolah, daerah, dan bangsa.

Beliau juga menyoroti berbagai gangguan keamanan di wilayah perbatasan, seperti penyelundupan barang ilegal, termasuk narkoba, yang marak terjadi di Kalimantan, perbatasan RI–RDTL, dan Papua. Semua ini menjadi ancaman serius terhadap kedaulatan negara.

Beliau memaparkan tiga unsur utama wawasan kebangsaan, yaitu rasa bangga terhadap bangsa, pemahaman kebangsaan, dan semangat kebangsaan. Dengan kekayaan alam dan jumlah pulau yang dimiliki Indonesia, mahasiswa diingatkan untuk menjaga dan mempertahankan kedaulatan negara agar tidak dirampas pihak asing. Nilai-nilai dasar wawasan kebangsaan seperti penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia, cinta tanah air, dan kesetiakawanan sosial harus terus dipegang teguh.

Brigjen TNI Haryantana juga menyoroti ancaman lain seperti radikalisme, intoleransi, terorisme, dan gerakan separatis yang dapat memecah belah bangsa. Selain itu, isu pergaulan bebas, seks bebas, dan penyalahgunaan narkoba menjadi permasalahan sosial yang harus dihindari oleh generasi muda. Dalam aspek demografi, pertumbuhan penduduk yang tinggi namun tidak merata dapat memunculkan masalah baru, sehingga perlu adanya program pemerataan pembangunan dan keluarga berencana.

Beliau mengingatkan bahwa hilangnya jati diri bangsa dan menurunnya rasa cinta tanah air akan membawa dampak negatif bagi keberlangsungan negara. Sebagai solusi, beliau mengajak mahasiswa untuk memiliki karakter kuat, tujuan hidup yang jelas, dan semangat kerja cerdas sekaligus keras demi masa depan. Mahasiswa harus berani menggali potensi diri, berkompetisi secara positif, mematuhi aturan (termasuk aturan kampus), dan menghindari segala bentuk pelanggaran.

Beliau menegaskan pentingnya sikap cinta tanah air, semangat kerja sama, dan penghargaan terhadap perbedaan sebagai wujud nyata dari semboyan Bhinneka Tunggal Ika.

Di akhir materi, Brigjen TNI Haryantana menutup dengan pesan bahwa karakter pemuda-pemudi yang memiliki wawasan kebangsaan akan sangat menentukan masa depan bangsa Indonesia. Mahasiswa diharapkan menjadi garda terdepan dalam menjaga keutuhan negara, mengembangkan potensi diri, dan menjadi kebanggaan bangsa di masa depan.

PKKMB hari pertama di Universitas Lampung menjadi pengalaman berharga yang membuka mata saya tentang arti menjadi mahasiswa sejati. Dari materi tentang pengembangan karakter, transformasi perguruan tinggi di era digital, peran mahasiswa bagi kota dan masyarakat, hingga nilai-nilai kebangsaan dan bela negara, semuanya mengajarkan bahwa keberhasilan di masa depan bukan hanya soal ilmu, tetapi juga sikap, integritas, dan kepedulian. Pesan dari para pemateri menjadi pengingat bahwa masa kuliah adalah kesempatan emas untuk membentuk diri, berkontribusi nyata, dan menyiapkan diri menjadi generasi yang tangguh, cerdas, dan bermanfaat bagi bangsa. Dengan bekal ini, saya termotivasi untuk menjalani setiap langkah di kampus dengan penuh semangat dan tujuan yang jelas.


0 Komentar